Jurnal Refleksi Minggu ke 16 Model Gaya Round Robin_Coaching

Model 9: Gaya Round Robin
Berikut panduan pertanyaan untuk membuat refleksi model ini:
1) Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa hal
tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
2) Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda
lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
3) Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal
apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan.

Pada minggu ke 16 ini saya mengikuti sesi Refleksi terbimbing, Demonstrasi Kontekstual dan Elaborasi pemahaman (sesi instruktur). Setelah mengikuti sesi-sesi itu saya menjadi memahami lebih dalam teknik Coaching yang efektif dalam optimalisasi pengembangan kompetensi pendidik dan murid. Saya jadi tahu dan faham tentang langkah-langkah coaching dengan model TIRTA yang akan menuntun kita dalam proses coaching sehingga kita dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh coachee. Model TIRTA yang saya fahami itu adalah Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab.

Hal yang belum saya kuasai adalah dalam memunculkan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Hal ini sulit bagi saya karena terkadang pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan buka memunculkan potensi coachee dalam menyelesaikan masalahnya tetapi terkadang saya malah memberikan arahan dan solusi sehingga sudah tidak bisa lagi dikatakan coaching. Saya akan terus belajar dan berlatih akan bisa menjadi coach yang handal. Kecenderungan seorang guru dalam bertanya adalah dengan memberikan arahan sehingga murid kita mampu menjawab sesuai yg diharapkan. Dalam menerapkan pendampingan dengan pendekatan  coaching di sekolah, peran yang sedemikian harus kita tanggalkan. Sementara itu dalam coaching, tugas coach adalah memfasilitasi coachee untuk mencapai tujuan yang dia inginkan, bukan yang coach inginkan. Kecenderungan seorang guru dalam bertanya adalah dengan memberikan arahan sehingga murid kita mampu menjawab sesuai yg diharapkan. Dalam menerapkan pendampingan dengan pendekatan  coaching di sekolah, peran yang sedemikian harus kita tanggalkan.

Dalam tekhnik coaching ada beberapa hal yang membingungkan saya, diantaranya adalah saat ingin meminta komitmen coachee dalam bertanggung jawab melaksanakan rencana aksi kedepannya. Karena masalah komitmen adalah masalah yang abstrak. Meyakinkan coachee untuk percaya bahwa dia bisa menceritakan masalahnya kepada saya tanpa harus takut masalahnya itu tersebar adalah merupakan kebingunan dan kesulitan lain saya dalam praktek coaching. Karena untuk membuat coachee percaya dan yakin bahwa kita adalah orang yang tepat untuk diajak bicara dalam mencari masalah yang sedang dihadapinya adalah perlu waktu dan pendekatan yang intensif agar coach dan coachee dapat dekat dan nyaman saat bercerita tentang permasalahan yang dihadapi tanpa harus dipaksa tapi atas kemauan dan kesadaran sendiri.

Posted on April 21, 2022, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar