Jurnal Refleksi Minggu Ke 15 Model 5R

Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri
dari langkah-langkah berikut:

  1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi
  2. Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi
    peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun
    tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.
  3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan,
    keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.
  4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat
    terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain
    yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
  5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi
    kejadian serupa di masa mendatang.

Pada minggu ke 15 ini saya memulai dengan modul 2.3 tentang coaching. Dalam alur MERDEKA saya mulai pada tahap Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, dan Ruang Kolaborasi. Pada tahap mulai dari diri saya dan teman CGP lainnya dibimbing untuk memberikan refleksi terhadap tanggapan dari kasus-kasus yang mungkin terjadi di sekolah yang digunakan fasilitator untuk mengembangkan modul coaching ini agar sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pada tahap Eksplorasi Konsep saya belajar mengenai apa itu coaching dalam pendidikan dan sekolah. Saya juga mempelajari tentang perbedaan coaching, mentoring dan konseling. Komunikasi yang memberdayakan dan model coaching TIRTA.

Pada tahap ruang kolaborasi bersama fasilitator saya dan rekan CGP lain mencoba mengimplementasikan coaching dalam konteks pendidikan dan sekolah dengan melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA. Dalam Ruang kolaborasi kami saling memberikan umpan balik terhadap coaching yang dilakukan oleh CGP lain untuk menguatkan pemahaman kami dalam memberikan coaching terhadap masalah yang dihadap murid atau rekan sejawat.

Pembelajaran coaching sangat penting sebagai bagian dari proses layanan bimbingan pada murid yang dapat menunjang pembelajaran sosial emosional. Coaching sangat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah yang dialami murid atau teman sejawat dimana solusinya dapat tergali dengan sendirinya dari kekuatan yang dimiliki murid.

Pembelajaran coaching berkaitan dengan pendidikan di sekolah. Dalam pelayanan bimbingan di sekolah praktek coaching ini sangat dibutuhkan sebagai kesatuan yang utuh. Dalam tugasnya sebagai pembimbing guru berperan sebagai konselor, mentor dan coach.

Dari keterkaitan antara coaching dan keterampilan lain yang telah disampaikan, saya dapat melakukan analisa bahwa keterampilan coaching ini adalah bentuk pendekatan komunikasi seorang pendidik. Pendekatan coaching dalam komunikasi diperlukan karena kita melihat murid kita sebagai sosok merdeka. sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya serta meningkatkan potensinya sendiri. Terkadang kita salah bertindak saat membantu murid menyelesaikan masalahnya, kita secara langsung memberikan solusi dan nasehat. Dalam coaching murid akan bisa menyelesaikan masalahnya secara mandiri,

Pembelajaran di minggu ini membuat saya memiliki paradigma baru tentang bagaimana membangun komunikasi yang tudak langsung memberikan nasihan dan solusi pada coachee. Kita harus dapat mendorong murid untuk meningkatkan potensinya. Kedepannya saya akan membentuk komunitas dan melaksanak praktek coaching dengan komuntas yang ada.

Posted on April 21, 2022, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar